Ada seorang wanita menangis sejadi-jadinya. Ditengah keramaian dan parahnya lagi ditonton oleh banyak orang. Kita mungkin tidak menyadari dengan apa yang sedang terjadi. Yang pasti wanita tersebut berada dalam kondisi yang lemah, lunglai dengan mata terpejam dan tanpa daya. Sebuah fokus dan tontonan yang empuk bagi siapa saja yang berada disekitarnya.
Dengan leluasanya wanita ini membeberkan kondisi rumah tangganya yang berada dalam kondisi S.O.S. Bahkan dianggap sebagai hal yang sangat tabu oleh sebagian besar orang pada umumnya. Dia menangis sambil bercerita dengan suaranya yang menyayat hati pendengar, “Suami saya selingkuh dengan sahabat saya, saya benci dan kecewa dengan suami saya, jadi saya pun juga selingkuh secara gerilya, bla … bla … .
Mungkin kita akan mengira jika wanita ini gila atau hanya setengah gila. Nakalnya, pikiran kita juga kreatif berfikir jika ini orang pelarian dari Rumah Sakit Jiwa mana. Namun semuanya buyar sudah ketika kita melihat ada beberapa orang disekitarnya. Singkatnya, kita mendapat info yang mengejutkan dari beberapa orang di sebelah yang lebih dulu menonton pertunjukan langka yang menarik ini. Mereka berkata, “Itu mbak-mbak nya yang sedang histeris dan mengudal-udal aib dan rahasia keluarganya sedang dihipnotis, mas-mas yang memakai jubah hitam itu yang menghipnotis”. Wah! Langsung terkejut pastinya saat mendengar jawaban ini (sambil geleng-geleng kepala).
Apakah hypnosis memang dapat digunakan untuk membongkar aib atau rahasia seseorang?
Seperti kejadian yang menimpa wanita ini, atau banyak kita temukan di media elektronik, cetak dan internet. Apakah hipnosis memang segarang dan sedasyat ini? Fakta atau mitos?
TIDAK! Wanita itu tidak sedang dihipnosis. Inilah jawaban tegas yang dilontarkan oleh seorang Instructor Hipnosis dan Hipnoterapi dengan inisial “A”. Beliau menjelaskan panjang lebar bahwa hipnosis tidak membawa seseorang berada dalam kondisi diluar kesadaran. Artinya masih ada kendali 100% dari klien (orang yang dihipnosis). Jadi seseorang tetap merasa aman dan dapat melindungi dirinya dari sugesti-sugesti negatif yang berlawanan dengan nilai-nilai atau keyakinannya.
Jika hal tersebut memang benar terjadi, memang akibat dari induksi hipnosis, maka beliau mengatakan jika ada 3 kemungkinannya, yaitu “PBB : Pura-pura, Berbohong dan Bersedia”. Mau tau lebih lanjut?
Simak ulasan menarik berikut ini :
- Pura-pura
Klien yang bersangkutan tersebut berpura-pura dengan tujuan dan maksud tertentu. Bisa jadi selama ini klien memang sudah tidak sayang lagi kepada pasangannya. Memang ingin bercerai dan selama ini tidak berani berkata kepada pasangannya. Jadi klien mengira jika ini adalah saat yang tepat untuk mengungapkan isi hatinya.
- Berbohong
Bisa jadi sang klien berbohong. Tujuannya bisa macam-macam. Mulai dari ingin menghindari sesuatu, ingin mendapatkan sesuatu (keuntungan) dari kesempatan tersebut, ingin dikenal atau familiar sampai dengan tujuan-tujuan terselubung yang lainnya. Mungkin juga hal tersebut akibat dari keaktifan otak dalam berimajinasi, jadi klien mengatakan sesuatu yang sama sekali bukan sebenarnya (imajinasi kreatif).
- Bersedia
Atau memang karena kesediaan dari klien untuk dihipnosis. Sekedar untuk menceritakan pengalaman pribadinya yang ia anggap “bukan rahasia” kepada orang lain. Jadi apa saja yang diceritakan oleh klien memang sebuah hal yang sangat layak untuk diungkapkan kepada publik, meskipun kenyataannya publik menganggapnya sebagai aib. Perbedaannya terletak dari frame atau pola pikir antar orang yang tidak sama.
Sekarang kita sudah mengetahui jawaban klinisnya, langsung dari seorang pakar hipnosis dan hipnoterapi. Meskipun demikian, adalah sebuah hal yang bebas bagi kita untuk lebih yakin dan percaya dengan jawaban yang mana. Apakah hipnosis dapat digunakan untuk membongkar aib dan rahasia seseorang? Mari kita sikapi dengan lebih bijak dan dewasa.