Beberapa waktu lalu kita dikejutkan oleh kabar miring mengenai maraknya pencucian otak. Banyak orang yang kebanyakan adalah mahasiswa dinyatakan HILANG dan raib tanpa diketahui rimbanya. Bahkan sempat dikatakan jika sekarang mereka sudah tidak mengenal keluarganya lagi. Seperti orang tua yang sudah merawatnya, ayah dan ibu bertaruh nyawa ketika melahirkannya.
Kita pasti miris mendengarnya. Hati nurani kita seakan berontak dan ingin sekali mengadili seseorang yang berada di balik layar peristiwa ini. Namun sayangnya, kita tidak memiliki daya apa-apa. Bahkan malah ikut ketakutan dan mengambil 1001 satu langkah untuk mengundurkan diri dan berlindung dibalik tembok yang ada.
Mengapa mereka dapat lupa dengan semua orang yang ada didekatnya, bahkan dengan dirinya sendiri? Sungguh sebuah fenomena yang memprihatinkan. Desas-desusnya disebutkan bahwa mesin pencucian otak itu bernama hipnosis. Ini adalah slentingan-slentingan santer yang mengasumsikan jika mesin ini (hipnosislah) yang digunakan para pelaku untuk mencuci otak anggotanya.
Apakah hipnosis memang dapat digunakan untuk mencuci otak? Mencuci memori jangka panjang seseorang, mengutak-atik layaknya puzzel dan membongkar pasang sistem keyakinannya? Jika ini yang dimaksud dan dirujuk, maka sudah jelas jika itu bukan hipnosis.
Setidaknya ada 3 pijakan utama yang harus kita ketahui :
- Pikiran sadar (conscious mind)
Kondisi pikiran dimana kita berada dalam kontrol yang nyata. Ada kendali penuh dari diri kita. Salah satu bentuknya adalah sikap waspada, apatis dan tidak percaya. Nah, sudah pasti dalam tahap ini seseorang tidak dapat dipengaruhi secara praktis. Kita siap menolak baik secara keras atau halus.
- Pikiran bawah sadar (subconscious mind)
Pikiran bawah sadar adalah suatu model dimana pikiran kita mengambil peran penting yang berpengaruh dalam kehidupan seseorang. Kasarnya kita dapat mengatakan jika pikiran bawah sadar memegang 88% kendali pada kehidupan seseorang. Nah pada tingkat inilah sebuah sugesti baru yang ditanamkan akan mulai bekerja atau tidak. Ini semua karena adanya critical area (area kritis) yang sudah menjadi benteng, yaitu sistem keyakinan yang sudah ada.
- Sistem keyakinan (belief system)
Sistem keyakinan lama inilah yang memutuskan diterima atau tidaknya suatu sugesti baru yang datang. Hal ini berarti ketika kita yakin jika merokok itu bermanfaat, apapun sugesti yang diberikan untuk berhenti merokok akan gagal. Singkatnya, mesin cuci otak seperti apa yang telah digunakan sampai berhasil meruntuhkan sistem keyakinan seseorang secara instan?
Dengan penjelasan ini, kita dapat melihat dengan jelas jika hipnosis bukanlah kegiatan pencucian otak (brainwashing). Meskipun demikian kita juga tidak perlu menutup mata dengan kemungkinan-kemungkinan lain yang dapat terjadi. Mengapa? Jika hal tersebut dilakukan secara terus menerus kita perlu mengingat pepatah ini, “Kerasnya batu akan pecah juga ketika tetes demi tetes embun menghujam sepanjang hari dalam berpuluh-puluh tahun”.
Jadi, lebih bijaksanalah dalam menyikapi sebuah fenomena seperti hipnosis dan pencucian otak. Kita tidak tahu dengan apa yang sudah terjadi, yang kita tahu hanya beberapa pion kecil yang kadang digunakan sebagai umpan. Berfikirlah positif dan waspadalah!